detikgadget.com – Pada Minggu, 4 Agustus 2024, Bangladesh mengalami kekacauan besar ketika demonstrasi menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina mengakibatkan sedikitnya 43 orang tewas dan ratusan lainnya terluka. Aksi protes yang melibatkan puluhan ribu pengunjuk rasa ini diwarnai dengan bentrokan antara massa dan aparat kepolisian. Polisi dilaporkan menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan demonstran yang menyebar ke berbagai wilayah, termasuk ibu kota Dhaka.
” Baca Juga: Arab Saudi Minta Warganya Tinggalkan Lebanon “
Kebijakan Jam Malam dan Hari Libur Nasional
Sebagai respons terhadap kekacauan, Pemerintah Bangladesh mengumumkan jam malam nasional tanpa batas waktu mulai pukul 18.00 waktu setempat pada hari Minggu. Ini adalah langkah pertama yang diambil selama protes yang telah berlangsung sejak bulan lalu. Selain itu, pemerintah juga menetapkan hari libur nasional selama tiga hari mulai Senin, 5 Agustus 2024. Tindakan ini merupakan upaya untuk meredakan ketegangan dan mengembalikan ketertiban di tengah kekacauan.
Tuduhan dan Tindakan Pemerintah
Kekacauan ini merupakan ujian terbesar bagi Sheikh Hasina sejak ia memenangkan pemilihan umum pada Januari lalu. Hasil pemilu tersebut diboikot oleh oposisi utama, Partai Nasionalis Bangladesh, yang menuduh pemerintah menggunakan kekuatan berlebihan untuk menekan gerakan protes. Hasina membantah tuduhan tersebut dan menyebut para demonstran sebagai teroris yang ingin mengacaukan negara. Pernyataan tersebut mengundang kontroversi dan memperburuk situasi.
Kekerasan dan Kerusuhan di Seluruh Negeri
Bentrokan sengit terjadi di berbagai distrik, termasuk Dhaka, Munsiganj, dan Pabna. Di Dhaka, sedikitnya lima orang tewas dan puluhan lainnya terluka, sementara di Munsiganj, dua pekerja konstruksi tewas dan 30 orang terluka. Di Pabna, bentrokan antara pengunjuk rasa dan aktivis partai berkuasa menyebabkan tiga orang tewas dan 50 terluka. Selain itu, serangan terhadap fasilitas kesehatan di Dhaka memicu kritik dari Menteri Kesehatan Bangladesh.
” Baca Juga: Silaturahmi Dasco dan Habiburokhman dengan Aktivis 98 “
Penutupan Layanan Internet dan Protes yang Berlanjut
Untuk kedua kalinya selama protes ini, pemerintah Bangladesh menutup layanan internet berkecepatan tinggi. Layanan 4G dimatikan, menyisakan hanya 2G yang berfungsi, sebagai langkah untuk membatasi komunikasi dan koordinasi para demonstran. Protes yang dimulai bulan lalu terkait dengan kuota pekerjaan di pemerintahan telah menewaskan sedikitnya 150 orang dan melukai ribuan lainnya. Mahkamah Agung telah menghapus sebagian besar kuota, tetapi protes sporadis terus berlanjut dengan tuntutan keadilan bagi keluarga korban.